Jumat, 24 Februari 2012

Ingatlah Mati

Kamis, 23 Februari 2012 jam 15:15WIB adalah jam nya ngopi. Seperti biasa secangkir kopi hitam dinikmati bareng-bareng temen, beberapa batang roko akan habis menemani waktu santai sejenak disela-sela kerjaan yang bikin penat, obrolan ringan sampai debat kusir gak bertema akan mengiringi suasana santai itu.
Namun di hari itu suasana mendadak berubah manakala datang seorang karyawan yang mengabarkan istri dari seorang satpam tepatnya kepala satpam ditempat kerjaku meninggal. Gak berselang lama handphone milik temanku yang kebetulan bertetangga dengan beliau bunyi dan mengabarkan hal yang sama.
Gak banyak memang yang bisa dilakukan atau ngebantu yang kena musibah. Dari informasi yang didapat almarhumah paginya masih terlihat belanja sayur oleh temanku yang tetangganya, denger lagi dari yang lainya, ternyata baru dibawa kerumah sakit siangnya dan sorenya sudah tidak tertolong lagi.
Artinya kita gak tau kapan umur ini akan habis. Kita gak pernah tau kapan nyawa kita akan diambil ama yang punya. Dan siapapun gak akan pernah tau kapan akan mati.
Jam 16 lewat dikit, walaupun belum jam pulang kantor, saya dan temen-temen menuju rumah duka. Kebetulan rumahnya tidak jauh dari tempat kerja. Sampai disana jenazah baru sampai dari rumah sakit dibawa dengan ambulan.
Cukup lama juga saya berada disana, sambil sesekali ngobrol dengan temen-temen yang juga ikut ke sana. Namun dalam benaku terlintas, bagai mana kalau hal ini terjadi pada saya? dari pertanyaan itu saya jadinya menerawang jauh entah kemana, banyak sekali pikiran dan pemikiran yang terlintas.
Andai saja ini terjadi kepada saya, istriku meninggal duluan, apa yang akan saya lakukan? sedihkah? menangiskah? apakah saya akan kuat menghadapinya? Ya Allah ... Ya Tuhanku, mungkin ini suatu saat akan terjadi kepadaku.
Saya gak tau apa nantinya yang akan saya lakukan, apakah saya akan nangis sejadi-jadinya, karena saya ditinggal ama orang yang saya sangat cintai dan sangat sayangi. Apa mungkin saya akan bersikap biasa karena memang kematian akan dialami semua makhluk yang bernyawa. Entahlah saya gak bisa menjawabnya.
Bagai mana pula kalau seandainya saya yang duluan mati. Saya tinggalkan istri saya dan anak saya yang mencintai saya. Apa yang istri dan anak saya rasakan. Entahlah saya gak bisa menjawabnya.
Terlintas pula dipikiranku, seandainya ini terjadi pada orang tuaku, dan ini pasti akan terjadi pada orang tuaku baik ayah maupun ibuku, karena beliau juga sama makhluk hidup yang akan mati. Apa yang akan saya lakukan, apa yang akan saya rasakan, apa yang bisa saya perbuat???? pertanyaan ini yang terlintas. Entahlah saya gak bisa menjawabnya.
Dada saya terasa sesak, ternyata saya terakhir pulang ke kampung bersilaturahmi keorang tua sendiri adalah pada saat lebaran terakhir, ibuku memang sempat datang ke sini di akhir desember kemarin. Berarti saya terakhir sungkem ke mereka beberapa bulan yang lalu. Waduh... Mamah, Apa, maafkan anakmu ini yang songong dan sombong gak pernah bersimpuh di kakimu.
Aku kembali terngiang omongan bapakku yang kebetulan baru aku telephone kemarin, "Na, tolonglah sempatkan pulang dulu, bawa Aneu ama teteh (istriku), biarin si Aneu ama Teteh nya tinggal dulu di Maja, Apa ama Mamah pengen sekali bersama mereka".
Apakah ini adalah rengekan orang tua ku yang sangat kangen ke cucunya? sepertinya IYA. Saya sendiri sudah sangat sombong. Setahun paling 2 atau 3 kali saya bawa anak ku yang merupakan cucunya bertemu mereka.
Orangtuaku sudah tua, terutama bapaku. Saya gak tau kapan mereka berpulang. Akankah saya tega membiarkan kangennya mereka terhadap cucunya?? ya Allah... sombongnya aku ini.
Janganlah Kau ambil orangtuaku sebelum bisa saya membahagiakannya ya Allah...
Saya sangat sedih, sedih, sedih karena belum bisa bersilaturahmi dengan orang tuaku. Inilah mungkin salah satu manfaat dari Ta'ziah kepada orang yang meninggal. Kita akan atau harus dituntut untuk mengingat mati.
Dengan ini saya jadi ingat kesombongan-kesombongan saya, saya jadi ingat kematian yang akan terjadi mungkin saya yang duluan, mungkin istri saya yang duluan, mungkin orang tua saya yang duluan, tapi itu pasti akan terjadi
Hai orang yang hidup, ingatlah MATI.....

Tidak ada komentar: